"boleh nggak bilang kangen? Duhh..."

Pertanyaan tentang boleh tidaknya kita bilang kangen ama seseorang kadangkala tersangkut sama yang namanya peran gender. Kenapa demikian? Karena for some people, bilang “aku kangen kamu” itu punya makna yang sama tersiratnya dengan “aku cinta kamu” atau “aku sayang kamu”. Which is akan sangat sulit kalau kondisinya ada seorang cowok yang sedang dilanda perasaan kangen terus tiba-tiba bingung tujuh keliling gimana ya mengungkapkannya hanya gara-gara ia takut disangka cinta atau sayang sama orang yang dikangenin itu, serta bahwa perempuan not supposed to say that easily, terutama kalo yang dikangenin adalah lawan jenisnya (yang punya hubungan personal, pastinya dengan dia, bisa teman, gebetan atau pacar, yang pasti bukan ayah atau adik, kakak, atau sanak family yah..)

Entah kenapa belakangan ini aku menemui banyak peristiwa yang bikin aku kangen sama seseorang tapi aku bingung banget gimana yaaa cara bilangnya, atau let’s say, simpelnya adalah : harus gak ya gw ungkapkan ke dia bahwa aku kangen dia?

Aku lagi deket nih sama seorang cewek. Dulu tiap hari ketemu ketika aku masih magang. Singkat kata aku suka sama cewek ini. (nah definisi suka=sayang=cinta aku gak bahas dulu ya, jd terserah deh mau diartikan gimana). Setelah aku cabut dari tempat magang aku, udah pasti aku gak tiap hari lagi nih ketemu sama dia. Tapi kita mulai sering sms-an, kalo sms-an sampe belasan kali bales2an, trus yang dibahas topik2 “dalem” gitu, yang gak pernah terjadi selama aku magang dulu. Kalo kata temen aku, “kalo deket mah bau in, kalo jauh, baru kecium wanginya..”. ya intinya kalo kita jauh dari orang itu, pasti deh kita keinget2 hal-hal istimewa dari dia yang akhirnya bikin kita kangen.

Sejak itu, aku jadi sering merasa kangen sama cewek ini. Perasaan kangen yang dengan bodohnya malah aku ceritakan ke temen-temen aku (dan temen-temen dia juga), tanpa pernah aku ungkapkan langsung ke dia. Satu temen aku bilang “ya kalo kangen bilang aja in, kenapa emangnya?”.. lalalala.. intinya sih bagi cewek itu hal yang asik-asik aja ya.., tapi pas aku ceritakan ke temen aku, dia bilang : “ ya gapapa sih in kalo lo mau bilang lo kangen, tapi harus ya? Ya lo jangan nurunin gengsi lo deh..” lalalala.. intinya ngomong kangen adalah tabu karena itu sama dengan lo bilang lo suka ama dia. Kira-kira gitu persepsi temen aku yang cewek ini. Bingung lah aku. Akhirnya selama sms-an kata kangen ini gak keluar dari mulut aku. Menyiksa sih, tapi gimana dong…

Peristiwa yang lain lagi adalah saat ada temen aku tiba2 bilang dia mau pergi kesuatu tempat (jauh deh pokoknya). Awal2 kepergiannya, aku senewen banget ngebayangin aku akan kehilangan kontak ama dia untuk waktu yang cukup lamaaaaa. Kerjaannya cuman curhat ke temen2 bilang bahwa aku kangen anak ini (udah ga penting bgt deh). tapi akhirnya perasaan itu terkubur sendiri seiring dengan kesibukan aku yang meningkat dan akhirnya berhasil kontak2 dia (walau jarak jauh).

Dari dua peristiwa itu, persamaan yang aku rasain salah satunya adalah : rasa kangen hanya akan menyiksamu di awal-awalnya saja. Nanti juga seiring waktu lo akan terbiasa dan pada akhirnya hidup akan jalan terus dan lo punya banyak teman dan kegiatan yang akan membantu lo mengatasi rasa kangen itu.

Setuju kah?

Oke, (hati kecil) aku punya pendapatnya sendiri : perasaan kangen sebenernya gak bisa sepenuhnya hilang total dalam hati, malah aku ingin tiap hari bisa kangen terus sama orang yang aku kangenin, membayangkan sedang apa dia sekarang dan apa kabarnya sekarang, sehingga setidaknya aku selalu punya alasan untuk tetap keep in touch sama dia.

Dan (hati kecil) aku pun punya pertanyaan atas pendapatnya sendiri tersebut :

Haruskah aku terus terang mengatakan betapa aku kangen dia? Akankah dia memahami hal itu dan melakukan sesuatu untuk menyembuhkan rasa kangen aku? Dan ketika kata-kata itu terucap, akankah semuanya masih sama seperti saat kata-kata itu belum terucap?

Jadi sebaiknya kukatakan saja kah aku kangen kamu, atau bagaimana?

I’m human, anyway…